Sumber Kesaksian: Andrea Roberts
Rumah, satu tempat yang aman dan perlindungan yang nyaman. Hal inilah yang diharapkan dan dirasakan oleh Andrea Roberts dan putranya Kevin saat mereka pindah ke rumah baru mereka di Richmond, Virginia bulan Juli 1996. Namun hanya dalam beberapa hari rasa aman itu harus terguncang oleh kekerasan.
Saya baru pindah sekitar 4 hari dan ketika sedang membersihkan rumah, bel pintu depan berbunyi. Saya bertanya : "Apa yang bisa saya bantu?", dan pria itu berkata : "Saya bekerja di lingkungan ini, mungkin anda tertarik jika saya membereskan halaman anda". Saat itu perasaan saya mengatakan untuk menjawab ‘tidak'. Tetapi pria ini memaksa dan mengatakan bahwa dia sudah bekerja sekian lama di wilayah tersebut. Akhirnya saya katakan dia boleh bekerja dengan upah 10 dollar. Pria tersebut setuju dan mulai membereskan daun-daunan serta membersihkan halaman.
Pada siang harinya, saya masih tinggal di rumah dan tengah membersihkan rumah ketika bel kembali berbunyi, yang menekan ternyata pria tadi. Ia berkata : "Anda sudah meminta saya membereskan halaman anda". Saya katakan saat itu bahwa suami saya yang akan membereskan sisa pekerjaan lainnya. Semua itu saya katakan hanya sebagai alasan baginya. Pria itu mengatakan jika saya tertarik untuk mempekerjakan dia kembali maka dia akan datang, pria ini meninggalkan nama dan telepon yang bisa dihubungi. Kemudian pria ini pergi untuk kedua kalinya.
Setelah pria tersebut pergi, Andrea mengalami pengalaman yang tidak terlupakan.
Saya sedang bekerja dengan komputer, dan ada suara kecil dalam diri saya : "Andrea kunci pintumu!". Saya merasakan begitu jelas, begitu kuat. Saya masih mengetik dan saya berkata dalam hati bahwa saya dalam keadaan baik-baik saja. Saat itu putra saya tengah bermain di luar rumah. Saya melanjutkan mengetik dan suara kecil itu semakin kuat : "Andrea, kau sangat perlu untuk mengunci pintumu!". Saya berhenti mengetik dan melihat ke sekeliling. Kembali saya merasa baik-baik saja. Saya membiarkan pintu tidak terkunci dan kami belum lama tinggal disana. Saya tidak ingin mengunci pintu sementara putra saya berada diluar rumah.
Bel berbunyi kembali, Andrea keluar dan akan membuka pintu.
Kali ini saya pergi kedepan dengan perasaan ragu. Saya membuka pintu dan sepertinya badan saya bersiap menghadapi sesuatu. Ternyata pria yang tadi siang dan ia mendorong masuk. Saya berkata bahwa saya tidak mempunyai uang. Ia lalu memukul saya melalui kaca di pintu, membuat saya terluka dan akibatnya darah berceceran dimana-mana. Ia merenggut rambut saya, menjambak, menarik dan kemudian memperkosa saya.
Saat dimana Andrea merasa bahwa ia akan mati, putranya Kevin yang tengah bermain basket di seberang jalan mendengar anjing tetangga menggonggong. Selama 4-5 hari terakhir saat Kevin ada disana dan ketika Andrea memindahkan dan membersihkan barang-barang, anjing tetangga tersebut tidak pernah mengganggu atau menggonggong.
Saat itu putra saya, Kevin mempunyai firasat buruk dan berlari ke rumah dengan perasaan takut yang luar biasa. Ketika Kevin menggedor pintu, pria pemerkosa berkata : "Oh itu anakmu, buka pintunya!". Ia mendorong saya dan mencoba menangkap putra saya. Saat itulah saya mendapat kekuatan entah darimana, namun saya percaya kekuatan itu datang dari Tuhan, saya hanya berteriak : "Kevin lari!". Hal itu ternyata menghentikan perbuatannya, pria ini berlari melewati putra saya.
Setelah satu minggu pencarian akhirnya polisi berhasil menangkap pria yang memperkosa Andrea. Pria ini dijatuhi hukuman penjara selama 25 tahun. Seperti wanita yang lain, Andrea berpikir ia dapat melanjutkan hidupnya secara normal. Tetapi sesungguhnya Andrea justru baru memulai pergumulan yang berat. Andrea tidak hanya menderita secara fisik, ia juga menghadapi peperangan pikiran dan perasaan yang tidak dapat disembuhkan secara medis. Sesungguhnya ia lebih terluka secara psikologis.
Saya hanya ingin memastikan bahwa saya aman. Saya menjadi sangat sensitif terhadap setiap gerakan. Saya tidak bisa tidur dan saya dalam kondisi stress dari apa yang saya bisa bayangkan. Saat itu saya menjadi sangat sakit, tekanan darah saya sangat tinggi. Ketika melalui masa itu, saya merasakan perasaan tertuduh yang dilemparkan oleh masyarakat.
Ketika orang mengetahui bahwa anda mengalami perkosaan, anda akan bertanya apa yang mereka pikirkan tentang anda. Bagaimana mereka memandang anda dan hal itu semakin menjadi beban untuk mereka yang menjadi korban. Karena anda tahu apa yang sebagian orang pikirkan, walau tidak semua orang. Mayoritas orang berpikir bahwa perkosaan adalah melulu mengenai seks padahal tidaklah demikian.
Namun ditengah pergumulan tersebut, Andrea memiliki sauh yang kuat.
Seseorang yang tidak memiliki Kristus dalam hidupnya akan menghadapi pergumulan itu dengan kekuatan sendiri dan seolah tidak akan pernah mampu melewatinya. Saya bisa berkata demikian karena jika saya bangkit untuk apa dan tujuannya apa?. Saya percaya hanya karena saya memiliki Kristus dalam hidup ini maka Ia menyatakan bahwa saya memiliki tujuan hidup dan hal ini yang menjadi faktor utama yang membangkitkan saya.
Kejadian ini menjadi kesaksian bagi mantan suaminya yang telah berpisah.
Sekalipun Andrea dan saya telah lama berpisah, namun ia tetap menjadi orang yang memberi dorongan. Saya melihatnya di rumah sakit bagaimana ia menanggung hal ini walau ia mengalami trauma yang berat. Bahkan saya melihat petugas reserse juga merasa kagum pada realita bahwa Andrea bisa bekerjasama mengungkap kasus ini. Saya melihat bagaimana ia dengan cepat mengalami pemulihan. Dan saya tahu bahwa satu-satunya penjelasan tentang pemulihan itu adalah karena hubungan pribadinya dengan Kristus.
Dengan Kristus sebagai pusat hidupnya, Andrea telah membagikan kesaksian hidupnya. Ia menerima tawaran mengisi koran lokal untuk menjangkau para korban perkosaan dan hubungan insest. Andrea juga menjadi tamu pada Oprah Winfrey Show yang membahas topik "Bagaimana mengenali datangnya kejahatan". Bahkan Andrea kini pergi ke seluruh negara bagian untuk membagikan harapan dalam Yesus bagi para korban perkosaan. Dia juga telah menyelesaikan bukunya berjudul "Dilahirkan Untuk Hidup, Rencana Tuhan Untuk Hidup Anda"
Banyak alasan mengapa Tuhan mengijinkan hal buruk terjadi, tetapi Dia memiliki satu alasan untuk mengijinkan saya hidup. Saya percaya bahwa saya adalah suatu kesaksian yang hidup, suatu bejana yang hidup untuk membawa banyak wanita keluar dari tekanan yang mereka alami akibat korban kekerasan seksual. Dan saya pikir itulah yang menjadi satu tujuan melebihi alasan yang lain.
Allah, yang telah mengadakan pembalasan bagiku, yang telah menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku, yang telah meluputkan aku dari pada musuhku. Bahkan, Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari orang yang melakukan kelaliman. Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu. (Mazmur 18:48-50)